Body

T A J I N A N - Anggota DPRD Kabupaten Malang, Feri Andi Suseko mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap usia lanjut. Menurutnya, lansia tetap bisa produktif dan berdaya guna bagi keluarga maupun lingkungan sekitar jika mendapatkan dukungan yang tepat. Dalam paparannya, Feri menegaskan bahwa menjadi lansia bukan berarti berhenti berkarya. Justru, masa ini bisa menjadi momen untuk terus aktif berolahraga, menjaga kesehatan mental, dan menggali potensi diri mlelaui hobi maupun usaha kecil. "Usia boleh senja. tapi semangat harus tetap menyala. Lansia yang sehat dan bahagia akan membawa dampak positif bagi keluarga dan masyarakat," ujarnya.

Dasar hukum yang mengatur kesejahteraan lansia, seperti UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Permenkes No. 67 Tahun 2015, dan Permensos No. 19 Tahun 2012, memberikan landasan kuat untuk memastikan hak lansia terlindungi. Pemerintah telah menyediakan program pelayanan kesehatan lansia, baik di panti maupun luar panti, agar kelompok usia ini tetap mendapatkan perhatian optimal. Selain perlu mendukung program kesehatan bagi lansia, ada beberapa kegiatan produktif yang direkomendasikan.

Olahraga rutin seperti jalan pagi, senam lansia, yoga ringan, atau berenang dapat membantu menjaga kebugaran dan mencegah penyakin kronis. Aktivitas mental dan sosial juga dinilai dapat meningkatkan kesehatan para lansia. mereka bisa belajar keterampilan yang baru, melanjutkan hobi, hingga bergabung dalam komunitas sosial untuk menghindari rasa kesepian dan menjaga kesehatan mental. Para lansia juga dapat berwirausaha seperti membuka toko kecil di rumah untuk menambah penghasilan sekaligus menjaga semangat hidup. Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah berbagi pengalaman. Siapa sangka, berbagi pengalaman melalui tulisan, cerita, atau konten edukasi dapat menjadi penyemangat lansia untuk menjalani hidup.

Namun, Feri mengakui masih ada berbagai kendala seperti keterbatasan ekonomi, diskriminasi usia di pasar kerja, minimnya akses terhadap pelatihan, dan terbatasnya infrastruktur ramah lansia. Oleh karena ini, menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, komunitas, dan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang mendukung lansia tetap aktif dan mandiri.

"Kita harus menciptakan eksosistem yang ramah lansia, sehingga mereka merasa dihargai, diberi kesempatan untuk berkontribusi, dan mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai," tambahnya.

Feri menegaskan bahwa menciptakan lansia produktif bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga keluarga dan masyarakat. Dukungan moral, perhatian kesehatan, dan kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosial akan membuat lansia merasa memiliki peran penting. Lebih jauh, ia mendorong adanya program peltaihan keterampilan, penyediaan fasilitas olahraga ramah lansia, serta wadah komunitas untuk menyalurkan hobi dan bakat. dengan begitu, para lansia tidak hanya terhindar dari rasa kesepian, tetapi juga dapat terus memberikan inspirasi dan teladan bagi generasi muda berikutnya.

"Lansia yang sehat dan bahagia adalah aset bangsa. Mereka menyimpan pengalaman dan kearifan yang bisa menjadi bekal pembangunan sosial kita," tutup Feri.

Sebagai penutup, Feri mengajak seluruh masyarakat untuk memandang usia senja sebagai fase emas yang penuh peluang, bukan keterbatasan. Ia mendorong keluarga untuk mendukung lansia agar tetap aktif. Pemerintah desa pun juga disarankan untuk menghadirkan lebih banyak program inklusif yang melibatkan lansia dalam kegiatan sosial, keagamaan, dan ekonomi. Dengan terciptanya lingkungan yang ramah lansia, diharapkan para orang tua kita tidak hanya panjang umur, tetapi juga panjang karya.